Kamis, 18 Maret 2010

do'a untukmu



sepoy angin merayap di celah jendela
diantara hijab hijau muda yang terderak ceria 
antara teringat dan mengingat 
engkau masih disana......


tersunging bibir menyiratkan senyuman
saat cahaya membentuk raga
tawa indah penuh bahagia, 
detak jantung tak tentu,
malu-malu menatap mata indah mu,
tersiratlah suasana hati....
engkau lah yang di nanti


perlahan sang mentari bergerak
membawa kembali bayangan
yang tersisa hanya sepotong do'a
agar engkau selalu dalam penjagaan-NYA
agar engkau selalu dalam rahmat-NYA
dan.... agar setiap langkahmu bernilai ibadah kepada-NYA


----untuk sahibatiku ----

Rabu, 17 Maret 2010

menjeritlah

Hanya bisa terdiam tatkala suara nyaring bak gasing di tengah gobi itu menghentak seolah hendak mengabarkan jerit pilu bahkan pada butir debu yang bisu.
Bukan tak ada alasan untuk membiarkanmu tengelam dalam lautan beku tanpa ada celah untuk mentari menghangatkanya.
Namun, ruang pijak kaki itu tak sekuat ketika kokoh raga yang disangganya. 
Rapuh... nyaris ambruk tanpa perlu menunggu hujan melapukkanya.

Kalaupun dulu terbangun dari besi berkilat, yang sedianya ketangguhan seorang penempa lah yang sanggup membawa dalam keelokan tempa, toh kini dia hanya sebuah besi dengan karat yang menutupi, dan hanya menunggu waktu menjadi serbuk tak berbentuk.

Menjeritlah..... 
meskipun tak mungkin terdengar dalam jengkal tautan mata.
Hanya bening mata yang telah tertoreh garis merah yang mengisyaratkanya
Hanya tajamnya jiwa yang mampu mengoyak tebalnya hijab yang kau pasangkan dengan senyum yang terus tersungging untuknya dan untuk mereka yang mungkin kau pun tak mengenalnya.
Meski tak bisa kau pungkiri.... remuk redam jiwa dalam guncangan kebimbangan, renyah tawa mu, riang suaramu dan lembut tutur katamu memalingkan anomali gelombang hati.

Lihatlah jemari ini.... dia yang selama ini menyeka air matamu...
Lihatlah lembah wajah ini.... dia yang selalu tergenang air matamu...
Lihatlah kedua bibir ini, dia yang selalu diantara  roja’ dan khauf mu
Dan Lihatlah....... 
kesetiaanya untuk tetap membisu
Lihatlah.... sejauh engkau bisa melihat
Dia..... dia.... dan dia... ternyata tetap sama...
Tetap diam dengan keindahanya
Tetap diam dalam gemilang mimpinya

Dan... aku pun akan pergi, andai kau tak meminta bahu ini.
Dan aku pun akan pergi, andai jemari ini tak bisa lagi menepis gerimis hati
Dan aku pun akan berlalu, jika bayangnya pun masih kau ikuti. 

Minggu, 07 Maret 2010

penantian dan pengorbanan||

mungkin kita pernah merasakan jiwa yang tertekan,,,
mungkin pernah pula hati kita tersakitit
dan... karena rasa kecewa yang mendalam
akhirnya... kita menyalahkan diri sendiri
sebagai bentuk kebodohan yang pernah dilakukan sepanjang hidup


ketenangan yang menjanjikan harapan
telah hancur berkeping-keping


kalaupun berusaha dilekatkan kembali
ia tidak akan sekuat dulu
karena,, serpihan serpihanya sebagian telah hilang tak berbekas,,,
sulit untuk ditemukan,,, akibat sebuah keterlanjuran dari penyesalan yang mendalam
kalaupun tetap dipakasakan,,
tetap saja takan pernah utuh seperti awalnya


saat kepercayaan itu sangat maksimal
pengkhianatan atas kesucian cinta tercabik-cabik oleh keteledoran sikap untuk menjaganya


mungkin hanya kesalahan sesaat
mungkin hanya salah paham biasa
mungkin karena tak ada kepedulian untuk bertabayyun
tapi mungkin juga.... sebuah pemaksaan untuk mengakhiri semuanya
mungkin........
mencari-cari kesalahan,, untuk membenarkan alasan.
naiff.....


adakah rasa yang tumbuh ini sebuah kesalahan?
dimana memendam rasa yang teramat besar namun akhirnya terdiam
memeluk mimpi dalam khayal tak bertepi


mungkin kita bisa beralasan
bahwa kita hanya memiliki mimpi
mimpi sebuah harapan untuk mencurahkan cinta dan kasih sayang
pada seorang yang kita kenal baik
atas kesempurnaan sebagai pendamping hidup masa depan
namun sayang....
bahwa mimpi tidak selalu terwujudkan kembali pada kita


cinta memang tak butuh alasan
cinta juga tak mengenal jarak
semua terasa indah saat kita bisa memberikan
saat kita bisa berkorban
tanpa pamrih dan tanpa keinginan
walaupun akhirnya kita tahu bahwa cintanya bukan untuk kita


penantian dan pengorbanan yang selama ini kita berikan
selamanya akan menjadi kenangan terindah
bahwa engkau pernah begitu tulus memberikan perhatian dan pengorbanan
untuk kita.... dan asal kita bahagia.
meskipun sema tak pernah ternilai seperti penilaianmu terhadapnya


---dedicated to ukhtina almahbubah---