Senin, 22 Februari 2010

Segala Puji Bagi-Mu



Tak ada yang kekal di alam penciptaan
hari-hari yang terlewati....
memaksa kita untuk tersenyum atau menangis
memaksa kita untuk tertawa atau berduka
manusia hanya bisa bersyukur atau kufur
hanya bisa bersabar atau mendongkol pada qodho dan qodar

kewajiban kita,,, menyesuaikan dengan keadaan
menerima setiap yang di gariskan


jika kesedihan tidaklah menghasilkan manfaat 
haruskah kita rela tenggelam di dalamnya???
jika kebahagiaan menanti kita,,,
masihkah kita sabar untuk tak menyongsongnya???

"orang yang bahagia adalah orang yang merasa tenang dengan amalan yang shalih,,, sementara orang yang sengsara adalah orang yang betah dengan amalan yang buruk" (amalan hati. 55: syaikhul islam Ibnu Taimiyah Rahimahullah)

Ya Allah.....
segala puji bagi-MU sebagaimana Engkau menciptakan kami
segala puji bagi-MU sebagaimana Engkau memberikan iman di hati kami
segala puji bagi-Mu sebagaimana Engkau mengajarkan kami
segala puji bagi-Mu sebagaimana Engkau memberi petunjuk kepada kami

segala puji untuk-Mu, dengan pujian yang terbaik wahai Rabb semesta alam

segala puji bagi-Mu sampai Engkau ridho
segala puji bagi-Mu jika Engkau telah ridho
segala puji bagi-Mu setelah Engkau ridho

Untuk-Mu lah segala pujian sebagaimana Engkau firmankan
untuk-Mu lah segala pujian lebih baik dari yang kami ucapkan
untuk-Mu lah segala pujian wahai Rabb Yang Maha hidup
Untuk-Mu lah segala puji wahai Rabb Yang memiliki kekuasaan
Untuk-Mu lah segala puji wahai Rabb yang memiliki kerajaan

Subhanallah.....
Subhanallah, bagi Dzat yang mengetahui perkara
Subhanallah, bagi Dzat yang telah menganugerahkan air dan memancarkanya
Subhanallah, bagi Dzat yang mengetahui yang digelapkan malam dan diterangi siang
Subhanallah, bagi Dzat yang mengetahui beratnya gunung
Subhanallah, bagi Dzat yang mengatur masa dan perkara
Subhanallah, bagi Dzat yang mengetahui deburan di dada
Subhanallah, bagi Dzat yang mengetahui kedalaman hati
Subhanallah, bagi Dzat yang menciptakan makhluk dan memperindahnya
Subhanallah, bagi Dzat yang mengetahui bilangan dedaunan
Subhanallah, bagi Dzat yang mengetahui bilangan hujan
Subhanallah, bagi Dzat yang mengetahui yang terjadi di darat dan di lautan
Subhanallah, bagi Dzat yang mempunyai mafatihul ghoib

telah sempurna ketetapan-Mu
pemberian-Mu sebaik-baik pemberian
Engkau yang menanggalkan prahara
Engkau jua yang menghapus sedih dan derita
Engkau yang menyembuhkan sakit dan luka
Engkau yang meringankan beratnya dosa kami

Ya Rabbana....
Kami mengharap kepada-Mu
Kuatkan iman kami, kuatkan kami diatas kelemahan kami
maka siapa yang dapat memberi ampunan selain Engkau ya Rabb...
maka siapa yang dapat memberi pertolongan selain Engkau ya Rahim
Yaa.... Rahman,, kepada siapa kami titipkan rasa cinta ini selain kepada-Mu wahai Dzat yang memiliki cinta
kami zalim,,, kami lalim,,, kami bermohon kepada-Mu wahai Dzat yang mendengar curahan hati kami

Kepada siapa kami berlindung, sedangkan Engkau Dzat yang mempunyai perlindungan
Kepada siapa kami mengadu, sedangkan Engkau Dzat yang maha mendengar pengaduan

Rabbana dholamna anfusana, wa inlam taghfirlana wa tarhamna lanakunanna minal khosirin


Jumat, 19 Februari 2010

.:Bertaqarrublah kepada-Nya:.



ternyata,,, sesibuk apapun mencoba mengalihkan,,,
ini tidak lebih dari sebuah fatamorgana untuk mencari bayang-bayang yang hilang
ada banyak alasan untuk satu kejadian,,,
namun tak cukup waktu untuk menjernihkanya

ahhh.... andaikan setiap tetes air mata bisa bicara....
melanglang buana ke atas batas logika....
diarak.......... dan berteriak bebas,,,
dari jerat yang tidak jelas......

tetapi,,,
akhirnya tersungkur....
di sebuah meja kayu yang berumur
sembari mengamati tingkah rayap-rayap yang menikmati mangsa
sepertinya....... mereka menikmati jalan hidupnya
sedangkan diri.... yang dilengkapi akal dan fikiran,,,
seringkali terpenjara dan tersiksa
bukan oleh siapa-siapa.... tapi terpenjara oleh diri kita sendiri
oleh fikiran kita sendiri

diri seakan tenggelam dalam kesukaan,,, kesenangan,,
ueforia semata

kita merasa bahwa bahagia adalah pemenuhan semua ingin kita
namun.... tahuhak wahai diri,,, semua itu masih terlalu jauh
karena faktanya,,,
saat kita miliki segalanya kita bisa melakukan segalanya
namun,,, tak pernah qonaah,,, jauuuuh dari bahagia

Maka berdo'alah dengan nama Rabb-mu
Dzat yang maha tahu,,, Dzat yang maha mendengar,, Dzat yang maha mengabulkan permohonan

Dialah Dzat Yang Maha Segalanya
Mendekatlah pada-Nya
dengan semua ketundukan,, dengan semua keikhlasan,, dengan semua pengharapan
karena ujian ini,,, sesungguhnya adalah teguran untuk kita,,,
agar kita selalu bertaqarrub kepada-Nya

monolog dalam rengkuh kesunyian


--MONOLOG JIWA--

berlalu....
Bahkan untuk mendengar ulang lirih harapan yang sempat terdengar dari keinginan ikhlas merekapun enggan,,,
bagaimana bisa?
sementara jiwa ini telah diobrak-abrik kemuraman yang tak berpangkal,, 
bukan,,, bukan tak berpangkal....
tapi engkaulah yang terlalu tuli untuk sekedar mendengar ujung pangkal yang mereka katakan.

Di telaga itu,, ingin kubersama,,
ditemani setiap amal yang yang tertebar dalam senyum dan langkah ikhlas seorang hamba,,
meski jalanya terjal,,, aku ingin tetap menempuhnya....
meski langkahku goyah,,, aku akan tetap melangkah....
meski fisikku lelah,,, aku ingin tatap tegap....
dan meski penuh karat dosa,,, aku ingin tetap membersihkanya...
bersama harapan yang masih tersisa,,
karena di sana.... akan kuminta ampunan-Nya,,, akan kutemui ke ridhoan-Nya,,,
dan karena disana... ada al-kautsar bagi mereka yang bertakwa --
--------------dan disana,,, disana....... di dalam cinta-Nya.



Kamis, 18 Februari 2010

pemberhentian di tebing kebahagiaan


Air mata adalah fitrah manusia yang memiliki perasaan,
Sebagaimana nikmat Allah pada makhluknya,,,
dia mengalir... menyatu
dia ada,, sebagai simbol eksistensi bahwa ia adalah manusia biasa

Ketika terpancing amarah,,, emosional menyentil,, sedih menggelayut
Akankah akan terus larut dalam duka? bukankah itu fitrah jiwa?
cepatlah sadar,,, untuk kembali bangkit,
karena waktu tidak bisa rehat sejenak hanya karena kesedihan
karena zaman tak bertoleransi pada kediaman,
seolah kita pasrah tergilas dan terlindas dalam lelap duka

Kita semua tak bisa sembunyi dari realita
mungkin untuk sesaat,, mungkin untuk menghela nafas,,,
tapi yakinlah bahwa,, tak mungkin untuk selamanya.
Dan suatu waktu, ibroh nya akan terbuka dengan jelas,
Jikalau tidak saat ini,, esok? lusa?,,,
ahhhh,,,, itu hanya masalah waktu


Hidup yang kau jalani bukan buai mimpi
ini realita yang harus kau jawab dengan tindakan nyata
tidak hanya memohon,, memohon dan terus memohon.
Adakah ini muak dengan kata-kata "cinta" saat diri "mencintai"
Adakah ini benci dengan istilah "menyayangi" saat diri ini "terluka"
dan masihkah ada percaya dengan "kesetiaan" saat bercermin di dinding "pengkhianata"

Cinta dan sayang tidak lebih menjadi bumbu masakan yang pernah kita cicipi
dimana rasanya akan hilang saat makanan itu tertelan
begitulah,,, bukan karena tidak pernah merasakan,,,
tapi sempat singgah untuk sedikit sementara

Hanya cinta karena Allah,,, yang selamanya akan kekal
Tak akan bertambah karena dia berbuat baik kepadamu,,,
dan tak akan berkurang karena dia berbuat kasar terhadapmu (Yahya bin Mu'az)

-Inna ma'al usri Yusron-
setelah kesusahan akan ada kemudahan
namun lantaskah kita hanya berharap tanpa ada ikhtiar?
Tinta takdir telah kering,,,
kata seandainya hanyalah perangkap yang syaiton pasang

Sekarang,,,
Tentukan jalan yang akan engkau lalui dalam perjalanan
akhirnya,,, tempat pemberhentian yang akan kau temui
Adakah lebih memilih pemberhentian sementara?
padahal....
masih ada jalan untuk meniti pemberhentian di tebing keabadian
pemberhentian dimana dia akan menyapa kita
*** Dalam kebersamaan dan kebahagiaan
          dalam Naungan Cinta Rabb kita***

---Labuhkanlah cinta ini dalam naungan kasih-Mu wahai Dzat Yang Membolak balikkan hatiku---

Selalu Ada Untukmu


Manakala waktu berjalan meninggalkan kita,,,
dan pasti dia meninggalkan orang yang terdiam,,,
yang tak mau berusaha, dan mudah menyerah,,,
hanyut dalam keterpurukan dan keputusasaan,,,
mencari kambing hitam sebagai penyebab segala permasalahan,,,
sebagai sebuah pembenaran kenapa kita begini???


Padahal yang terpenting adalah...
kita secara sadar, bangkit kreatif tuk menggapai harapan
apa yan terjadi tidak lebih sekedar dinamika kehidupan 
yang akan membesarkan kita di tengah pasang surutnya ujian



Sudah cukup waktu yang kita habiskan untuk ketidakjelasan 
Sudah cukup keluh kesah yang selama ini kita pendam 
Sudah cukup kita meratapi nasib yang sedang terjadi...
Tapi kita....
bukanlah mahluk lemah yang menyerah pasrah pada keadaan 
Kita bisa bangkit,,,
dan memang harus bangkit!!!
Tatap masa depan dengan nanar nafsu yang optimis 
Sibak dan tepis kabut mendung yang kelabu 
Kita bersama raih harapan masa depan
yang terbaik untuk kita


Nasib baik kita tidak tergantung pada belas kasih orang lain 
Tepuk tangan yang kita miliki tidak sekedar karena rasa iba 
Senyum orang lain,,, dan senyum kita...
tidak menunggu waktu yang tak tentu
Karena kita bersama bisa tersenyum,,, saat ini...
dan mulai saat ini kita akan selalu bergandengan tangan 
Saling mendukung dan mendorong untuk kemajuan 
Bahu membahu seia sekata untuk kebersamaan


Prestasi yang terbaik bukan saat kita leading dari yang lain
tapi saat kita bisa merangkul mesra kebersamaan
sehingga senyum bahagia bukan hanya milik kita 
Tapi menjadi hak dan kewajiban setiap insan


Untuk itulah kujulurkan tanganku,,,
untuk menyapa hangat dan membangun masa depan,,,
dalam kebersamaan...
dan tempat bersandar saat kau lelah 
Jangan pernah lagi merasa sunyi dan sepi sendiri 
Seolah tidak ada tempat untuk berbagi...
Karena mulai saat ini...
aku selalu menemanimu

---untuk yang pernah mengalami keterpurukan---