Temaram malam terpantul dalam ruang hening sudut hati
Kepulan asa mengibak terpadu dalam dinamika rancangan ilusi
Kentara dalam keinginan tanpa kuasa merasa nyata
Ironi dalam kediaman
Bimbang untuk satu langkah
Tak jua ada beda ke langkah berikutnya
haruskah tetap melangkah
Ironi dalam kebimbangan
Bait asa mengibas duka dengan padanan kidung kerinduan
Tersungkur diri dalam kebiruan
Tanpa sinar, tanpa keyakinan, meski pula tanpa kenyataan
Ironi dalam kehampaan
Tak ingin terserak dalam lubang ketakberdayaan
bukan tak percaya, meski bukan pula kepercayaan
Cukuplah hati yang merasa, tak perlu ikut pula bibir berkata
Ironi dalam tulisan
Engkau tau diri, engkau sadar hati, engkau terlalu mudah untuk tak mengerti
Main office cikarang, 26 october 2009
Tidak ada komentar:
Posting Komentar